Thursday, October 25, 2012

Anak SMA

Tau apa tentang cinta?
Tau apa tentang sayang?
Tau apa arti rasa yang mendalam?

Omong kosong.

Siswa SMA itu masih anak-anak. Labil. Penuh emosi. Tau apa soal perasaan?

Perasaan yang satu menit menyala, satu menit kemudian sirna. Perasaan yang sebentar bahagia, sebentar lagi luka. Perasaan yang penuh euforia, namun juga penuh dengan lara. Perasaan yang saling berbagi, kemudian saling alergi. Perasaan yang amat dalam, tapi ternyata kelam.

Itu yang disebut cinta?

Berharap akan sesuatu yang indah, namun ternyata tak berbuah. Berharap akan kesempurnaan, namun yang hadir kemurkaan. Berharap kepastian yang tak kunjung menuai hasil. Berharap kerinduan yang tumbuh, namun ternyata rapuh.

Segala pengharapan butuh kesabaran.
Tapi tahukah, bahwa terlalu lama bersabar nantinya juga akan pudar?

Omong kosong.

Tak pernah ada cinta yang seperti itu.

Tak pernah ada cinta yang senada. Kesetiaan berujung pengkhianatan. Kesabaran berujung kelelahan. Kepastian berujung keraguan. Rindu mejelma menjadi debu. Tawa berakhir lara. Antara ucap dan sikap yang tak pernah bertatap. Mereka bagaikan dua kubu yang saling menjauh. Mereka berbeda satu sama lain, dan akan tetap menjadi berbeda.

Apakah warna hitam ditakdirkan untuk selalu bersama hitam?
Apakah warna putih ditakdirkan untuk terlalu sempurna menjadi putih?

Bukankah antara hitam dan putih akan tercipta abu-abu, yang berarti kelabu. Maka hitam dan putih pun tak akan pernah bisa bersatu. Karena setiap penyatuan mereka akan berujung abu-abu, kelabu.

Kisah yang sendu, warna kelabu. Monoton.

Masa SMA, putih abu-abu, tak akan ada cinta yang selalu warna-warni. Tak akan ada kasih yang selalu putih. Yang berbeda, tak akan menjadi senada. Argumen perbedaan diciptakan untuk saling melengkapi itu tak pernah nyata. Faktanya, perbedaan itu bagai penghalang. Tembok besar yang kokoh dan kuat. Sebagai dinding pembatas antara hitam dan putih. Tak akan pernah bisa saling melengkapi. Tak akan mampu menghancurkan warna kelabu menjadi ceria, menyimpan banyak warna, menyimpan sejuta tawa.

Karena itu, selain hanya berkutat dengan rumus-rumus matematika, simbol-simbol fisika, hafalan sejarah, ataupun nama latin mahkluk hidup, tugas anak SMA adalah menyirnakan segala kelabu yang ada. Meski warna seragam tak bisa diganggu gugat, tapi kisah dan kasih yang terkandung di dalamnya tak pernah sendu. Tugas mereka adalah menyatukan hitam dan putih. Menambah dengan warna merah, hijau, kuning, biru, oranye, ungu, seperti warna pelangi.

Hidup mereka tak seperti itu, tak semonoton itu. SMA penuh kejutan. Penuh cinta, meski ragu ataupun palsu, namun indah. Terasa menyatu, dan hanya akan kita temui di jenjang ini. Anak SMA memang masih labil. Tingkat emosionalitas yang masih tak karuan. Namun bukan tugas yang terlalu sulit bila untuk menyatukan segala perbedaan, segala yang hitam, dan yang putih. Karena hidup butuh sejuta warna. Tak hanya hitam. Tak juga putih.

SMA akan selalu indah. SMA akan selalu hidup. SMA akan selalu berseri. Bila tawa dan canda serta kisah kasih yang terbentuk tak akan pernah terurai. Sayang yang tak akan bohong. Dan cinta yang tak akan berdusta.

Pelajaran hidup dan cinta, oleh Kalian

No comments:

Post a Comment