Lagi! Ia meminta maaf lagi? Oh ayolah Fan, aku bahkan tidak pernah tidak memaafkanmu. Dan aku bahkan selalu memaafkanmu sebelum kau meminta maaf duluan. Dan satu lagi, aku bahkan tidak pernah menganggapmu salah sehingga harus meminta maaf kepadaku. Bodoh ya aku?
Ucapan maaf Alfan malah membuat tangisku semakin menjadi-jadi. Sudah lah, cukup, sudah jelas Alfan tidak menunjukkan tanda-tanda kalau dia menginginkanku. Tak ada kode atau semacam isyarat lainnya kalu dia masih menyayangiku. Tak ada ucapannya yang mengarah bahwa ia memilihku. Sama sekali tidak.
So, buat apa aku masih berharap padanya? Buat apa aku masih menunggu kalimatnya keluar? Padahal sudah jelas-jelas ia tidak akan berkata-kata lagi setelah ini. Karena aku rasa juga memang seharusnya tidak ada yang perlu dikatakan lagi. Aku sudah mengatakannya, dan Alfan sudah mengetahui semuanya. Sudah selesai kan?
Mengapa Alfan tidak pergi dari sini saja sih?
"Liv,"